Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Juli 3, 2010

Piala Dunia Merebut Hak Hidupku, Oleh Taufik Bilfagih

Malam itu jantungku berdebar. Secara kaget aku terbangun dari tidur lelapku. Suara teriakan segelintir orang membuatku gugup ketakutan. Sepintas dalam benakku memikirkan bahwa teriakan tersebut semacam gemuruh orang ketika kerusuhan. Wajar jika aku berpandangan demikian, karena tempatku tinggal, banyak pemuda yang sering mabuk-mabukan setiap malam. Sambil berjalan miring, biasanya mereka juga berteriak sekuat-kuatnya (istilah orang manado; bakuku) bahkan terkadang melempar benda keras ke salah satu atap rumah warga. Hal ini mungkin sebagai simbol bahwa mereka adalah orang-orang perkasa yang bisa menaklukkan siapa saja yang berani melawan. Tentunya, ini akan memancing kemarahan warga sekitar. Lebih jauh lagi akhirnya berpotensi kerusuhan. Lebih mengkhawatirkan lagi, di daerahku, dihuni oleh komunitas yang berbeda-beda, baik agama, suku, ras dan kepercayaan (multikultural), pastinya prilaku pemabuk tadi akan berpotensi SARA. Ah,,, kudengar lebih teliti lagi, teriakkan tadi berbeda sepert...

SATPOL PP dan PKL

Suatu ketika, SATPOL PP bikin ulah lagi. Kali ini target operasinya di sebuah pasar tradisional yang udah ada Perda bahwa pedagang tidak di izinkan untuk beraktivitas dagang di lokasi tersebut. Ada penjual langsat. Belum sempat melarikan diri, barang dagangannya di hambur oleh PP. Karena dianggap melawan, salah seorang Satpol PP mengambil sebuah langsat dan dimasukkan ke lubar “ubur” (pantat) si pedagang kecil. Ia pun menagis dan berteriak histeris. Tak puas dengan ulahnya, SatPol PP melangkah ke jalan berikutnya, mereka menemukan penjual salak. Seperti biasa, salah seorang PP memasukkan barang dagangan tersebut ke dalam pantat pedagang. Anehnya, pedagang tersebut tidak marah, mengangis dan berteriak kesakitan. Tapi justru tertawa terbahak-bahak. Ketika ditanya PP “Kenapa kamu tertawa?” tanya PP. “Hehehe, pak-pak... saya tertawa membayangkan, di sebelah saya ada teman yang lagi jualan Durian. Kasihan pantatnya bakal di masukkin durian... kikikikik” lucon si pedagang.

Pening Karena STATUS

Ridwan adalah mahasiswa jurusan Dakwah STAIN Samarinda. Ia mengambil program studi Manajement Dakwah (MD) karena ia merasa program ini lebih spesifik dengan keberadaannya. Semenjak dibukanya pendaftaran penerimaan mahasiswa baru di STAIN, Ridwan terus kebingungan baik dari segi mekanismenya, hingga merasa keterasingannya. Terlepas dari itu Ridwan tetap solid dalam memilih jurusan. Sebenarnya Ridwan adalah lulusan SMA umum yang tadinya akan mendaftar di Universitas umum pula yakni, UNMUL. Persolannya, di UNMUL dia tidak diterima sedangkan di STAIN ia dipersilahkan masuk dengan lulus bersyarat (karena nilai tes baca al-Qur’annya kurang baik). Semua telah berlangsung dengan baik, Ridwanpun menjadi mahasiswa aktif pada jurusannya tersebut. Tentu Ridwan harus merasa asing, karena Universitas yang didudukinya adalah universitas bidang ke-agamaan sedangkan bagrounnya adalah sekolah umum. Jurusan Dakwah yang ia pilih adalah jurusan yang menurutnya sedikit mudah untuk diikuti sagala progr...

Uniknya Lebaran di Indonesia

Di seluruh dunia Islam, Idul Fitri memiliki kesamaan (Konsep), namun Lebaran hanya terjadi di Indonesia. Dia sangat khas. Lebaran merupakan terjemahan kreatif budaya Indonesia dari segenap simbol-simbol Islam yang ada. Lantunan Takbir yang unik terdengar dimana-mana, sambil bertakbir, iringan musik lokalpun ikut menghiasi, gamelan dan lain-lain, sungguh menyayat hati. Coba kita lihat kebiasaan orang Indonesia dalam pentas lebaran. Kita akan menemukan arus mudik, penumpang berdesakan, raup wajah yang terlihat kelelahan, bawaan berat dan mata berbinar-binar karena kembali ke kampung halaman. Sama seperti di negeri-negeri lain, pada 1 syawal, orang-orang berpogo-pogo ke lapangan. Menariknya, hampir seluruh lapangan digunakan untuk shalat Ied (mungkin juga, banyak orang yang tidak biasa shalat wajib tiba-tiba muncul sebagai peserta Ied. Sungguh istimewa). Ada lagi, banyak di antara mereka yang berziarah ke kuburan. Mereka datang dengan berpakaian bagus, rapih, (mungkin baru beli, has...