Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dengan label Refleksi

Menakar Tuah dan Tulah Sang Habib & Kiai

Habib Rizieq Shihab dan Alm. KH. Abdurahman Wahid Belakangan, viral dimedsos perkara orang-orang yang sedang mendapat “ganjaran” akibat perbuatannya terhadap ulama. Belum lama, peristiwa kecelakaan dan kematian seseorang dikaitkan dengan tindakan menghina Habib Rizieq Shihab. Bagi pembelanya, Habib memiliki keutamaan mulia dengan segenap karamahnya. Selain itu, ada juga yang ramai tentang hal seperti ini, yakni fenomena isu tidak sedap beberapa tokoh yang dianggap bagian dari ganjaran mereka karena pernah menghina dan “mendzolimi” KH. Abdurahman Wahid (Gusdur). Baik Habib dan Kiai, oleh pencintanya dianggap sebagai wali yang memiliki keistimewaan. Keduanya sangat berpengaruh dan dihormati pengikutnya. Lihat saja gerakan dakwah yang dilakukan Habib. Buka juga sejarah perjuangan Sang Kiai. Tulisan ini tidak bermaksud membanding-bandingkan Habib Rizieq dengan Gusdur. Bukan pula bertujuan membeda-samakan keduanya. Sungguh, Saya tidak berniat demikian. Hanya memang, jika toh ada ...

Berikan Saya Jawaban, Siapa Ulama Itu?

Sebenarnya, siapa yang punya otoritas untuk membela Tuhan dan agamaNya? Siapakah yang lebih pantas mentafsirkan maksud Tuhan dalam teks-teks suciNya? Jika Dia menyerahkan tugas tersebut kepada manusia, pastinya bukan kepada manusia awam. Ia adalah sosok yang special. Pribadi mulia dan benar-benar pilihan. Berkualitas, bahkan unggul dari semua sisi.  Biasanya, orang-orang pilihan tersebut berpredikat sebagai Nabi dan Rasul. Mereka hadir ditengah-tengah masyarakat yang harus dibina dan diarahkan ke jalan kedamaian. Dalam Islam, predikat nabi dan rasul telah berakhir. “Jabatan” tersebut ditutup oleh Muhammad Saw. Tidak ada lagi nabi setelahnya. Otoritas penyampai wahyu Tuhan tidak lagi dilanjutkan. Khataman Nabiyyin. Pasca nabi, tidak ada lagi teks-teks baru yang dikeluarkan untuk disebarkan kepada umat manusia. Jika ada pribadi yang mampu mengkampanye kalam Ilahi, sesungguhnya mereka hanya menyebarkan ayat-ayat sebelumnya, yakni firman yang telah disampaikan nabi. Pembawa ri...

Panjul dan Syari’atnya

Daerah kami dikenal sebagai wilayah yang penuh dengan suasana kerukunan, saling menghargai, bahkan saling mengasihi antar agama. Kaum Muslim dan Kristiani sangat akur bahkan tidak sedikit yang saling kawin mawin (ada yang murtad, ada juga yang muallaf, termasuk ada juga yang saling bertahan dengan keyakinan masing-masing). Intinya, perbedaan agama tidak menjadi penghalang untuk kebersamaan. Kendati demikian, ummat Kristiani lebih dominan. Bisa dibilang perbandingannya 70-30. Setiap kelurahan pasti ada gereja, bahkan jumlahnya bisa mencapai 10. Alkisah, di lingkungan kami ada seorang muazin bersuara jelek, namanya Panjul. Ia memanggil orang shalat di daerah saudara-saudara Nasarah. Kami membujuk dia untuk tidak menjeritkan—maaf, maksudnya, melantunkan—azan. Kami khawatir, suara itu akan mengganggu orang-orang Kristen. Mereka akan keberatan. Bisa-bisa azan itu akan memicu kerusuhan sosial (Sara). Panjul menolak bujukan kami. Ia marah dan mengira kami melarangnya menegakkan sunnah Rasulul...

Mr. Takabbur

Aku tidak mau menerima kebenaran jika yang menyampaikan kebenaran itu rakyat kecil, orang miskin, bawahan atau pegawai. Aku tidak mau mendengar nasihat dari anak atau istriku karena aku menganggap mereka lebih rendah dariku. Aku tidak mau mendengar pembicaraan dari orang Islam yang pahamnya berbeda denganku karena aku menganggap mereka sesat dan aku berada di jalan yang paling benar. Karena aku mempunyai hubungan dekat dengan orang besar, aku ingin diperlakukan sebagai orang istimewa dan hukum apa pun tidak boleh berlaku untukku. Karena aku merasa lebih berilmu, Aku meremehkan orang yang Aku anggap bodoh. Aku ancam mereka. Aku tertawakan kejahilan mereka. Kalau ilmuku itu ilmu agama, Aku berikan gelar-gelar yang buruk kepada orang yang Aku pandang tidak sepaham denganku. Aku khususkan surga untuk kelompokku dan neraka untuk kelompok lain. Aku sahkan semua ibadahku dan aku batalkan ibadah yang lain. Karena aku ahli ibadah, aku merasa diriku yang paling sahih di antara seluruh makhluk di...

MIMPI BURUK TENTANG NEGERIKU

Saat menulis catatan ini, saya baru saja terbangun dari ‘galau’nya tidur. Saya mimpi buruk. Buruk sekali. Bukan bertemu hantu, juga bukan mimpi ditagih hutang oleh perusahaan finance. Kali ini mimpi buruk tentang negeriku. Iya, negeriku Indonesia. Dalam mimpi ini, digambarkan bahwa rezim paling represif di Indonesia baru saja menjadi semakin represif. Pemerintah mengumumkan peraturan administratif yang sangat ketat. Peraturan-peraturan baru ini membatasi informasi, komunikasi dan kebebasan berpendapat, dari yang sangat kecil menjadi hampir nol. Secara umum, mengakses internet dibatasi pada malam hari saja.  Semua buku dilarang terbit, kecuali terbitan pemerintah dan kitab suci agama. Ini adalah serangan besar-besaran terhadap pemikiran. Surat kabar yang terbit harus berafiliasi dengan pemerintah. Tujuannya adalah untuk menahan aliran informasi dari pihak-pihak yang kritis. Padahal, suratkabar merupakan sumber informasi terkini yang penting, terutama karena hanya penguasalah yang da...

Aku Ini Orang Kampung

(Sebuah Derita TKI di Negeri Saudi) Aku ini orang kampung. Aku tidak mengerti agama. Dari pak Kiai di kampung, aku belajar ngaji, shalat, puasa, dan wirid. Aku sekeluarga berusaha mengabdi kepada Allah dengan cara orang awam; tetapi kami kepingin ibadat yang kami lakukan diterima Tuhan. Aku juga mencintai Nabi Muhammad saw. Aku tidak tahu banyak tentang beliau; tapi aku kepingin beliau memberikan syafaatnya kepadaku nanti. Untuk itu aku selalu mengamalkan shalawat dan bertawassul serta mengajarkannya kepada anak-anakku. Kalau menyebut nama Nabi, aku teringat Makkah dan Madinah. Aku kepingin betul naik haji dan berziarah ke makam beliau. Aku dengar negeri Arab itu penuh berkah. Di situ ada tanah suci, tempat berkumpulnya orang suci, yang melakukan amal-amal suci. Kalau aku ingat Ka’bah, air mata meleleh. Aku ingin mencium Hajar Aswad, tapi aku orang yang tidak mampu. Jika segala harta yang kumiliki termasuk harta keluargaku – ayah, kakek dan saudara-saudaraku – dijual, tetap tidak cukup...

“TEMPAT” BUAT ORANG KECIL

Oleh : Taufik bill Fagih* Januari adalah bulan yang paling awal disetiap tahun. Banyak orang yang mempersiapkan segala sesuatu untuk menyambut Januari, apalagi pada tanggal 1 (yang sering kita sebut tahun baru). Tahun baru dipestakan, dimeriahkan, direfleksikan bahkan dijadikan moment untuk menghambur-hamburkan uang demi (ke)besar(an)nya. Berita-berita dalam surat kabar dan televisi berkisar umumnya tentang pesta tahun baru; begitu pula komentar para pejabat, artis dan penulis opini. Sebuah berita kecil, masih tentang tahun baru, muncul tanpa komentar. Di kota kecil Tarakan, seorang pengusaha kecil – kita menyebutnya PKL (pedagang kaki lima) – yang juga pelajar, dirampok segerombolan preman yang akhirnya menusuk hingga menghabisi nyawa pengusaha kecil tersebut. PKL ini, masih tergolong kecil, berusia 15 tahun, sebagai pelajar di Sekolah Teknik. Pada waktu libur atau waktu di luar jam pelajarannya, ia mencari nafkah untuk membiayai sekolahnya. Kabarnya, ia tinggal di rumah saudaranya, k...

Keracunan Ilmu

Pernah membaca novel best seller karya Andrea Hirata, Laskar pelangi? Atau menonton versi filmnya? Bagaimana tanggapan anda? Pasti terkesan. Pembaca atau penonton Laskar Pelangi semacam mendapat ‘sihir’ Andrea Hirata. Bahkan salah satu pembacanya pernah berucap “Perjuangan Andrea, patut dijadikan contoh buat anak-anak sekarang. Dengan sarana dan pra-sarana apa adanya Andrea bisa menamatkan SD, SMP, SMA-nya di Pulau Belitong, dan kemudian melanjutkan di bangku universitas. Dan akhirnya menyelesaikan S2-nya di Prancis. Sehingga bekerja di BUMN, PT TELKOM, sebagai seorang instruktur.” (chanleo19, Bandung). Nurhady Sirimorok, dalam bukunya Laskar Pemimpi; Andrea Hirata, Pembacanya dan Modernisasi Indonesia, menganalisa komentar chanleo19 di atas, bahwa; seolah Pendidikan yang terbaik adalah sekolah formal, dan itu harus sampai S2. Dan sebaik-baik S2 adalah S2 di luar negeri, dan sebaik-baik luar negeri adalah Eropa. Setelah itu tentu saja pekerjaan. Kemudian, pekerjaan yang paling dii...

BANGUNAN MEGAH DAN IMAN KECIL

Anda pernah berkunjung dan menunaikan shalat di Masjid Islamic Centre Kalimantan Timur? Jika pernah, anda pasti akan berpikir sama denganku, bahwa Masjid tersebut memiliki struktur bangunan megah yang di hiasi dengan ukiran-ukiran kaligrafi menarik. Bagi wong deso sepertiku, melihat rumah dua tingkat saja sudah terkesima minta ampun, apalagi melihat Masjid semegah Islamic Centre yang konon menelan biaya miliyaran rupiah. Sungguh membuatku terkagum-kagum tak karuan. Di kampung, masjid yang sering kugunakan untuk ibadah hanya dengan gubuk-gubuk beratapkan dedaunan. Meski demikian, masjid tersebut membuatku bisa khusyu’ dalam menjalankan shalat. Terasa alami, sunyi, damai dan tentram seolah sedang bersua dengan Allah Sang Khalik, begitulah nikmatnya menjalankan shalat di masjid gubuk itu. Berbeda dengan dengan Masjid Islamic Centre. Terlalu ramai dan bising. Mulai dari hiasan yang ‘narsis’ hingga suara kipas angin yang berputar seolah kita berada di sebuah kapal penumpang yang akan mengan...

Lagu manca, antara ‘kafir’ dan ‘Islami’[*]

Oleh: Taufik bilfagih[†] Agak sedikit bingung untuk memahami judul tulisan saya di atas, dan mungkin sebingung saya berpikir terhadap realitas frem berpikir masyarakat (Samarinda) hari ini (yaa, nggak semualah). Tentu pemikiran yang mengganggu dan mengusik hati saya adalah mapannya sebuah paradigma berpikir masyarakat tentang mengukur baik-tidak, sesat-tidak, boleh-tidak, dan bisa tidaknya memutar lagu berbahasa Inggris di radio ‘Islami’ (dakwah). Kebetulan (sekedar informasi) saya hari ini sedang duduk sebagai penyiar salah satu radio dakwah Samarinda, Radio Darussalam FM. Radio ini milik sebuah Yayasan, yaitu Yayasan masjid raya Darussalam Samarinda di jl. KH. Abdullah Marisie. Darussalam Fm adalah radio yang sangat digemari oleh kaum muslimin setempat. Dan kebanyakan darinya adalah orang tua. Betapa tidak, program acara yang disajikan selama satu hari penuh berorientasi pada nilai-nilai ibadah (ritual), seperti ceramah dakwah, relay shalat dengan masjid, dialog interactive (wacana i...

Media dan Hegemoni oleh: Taufik Bilfagih

Globalisasi merupakan peristiwa yang paling "tersohor" pada sekitar abad 21. Bahwa dunia akan diseragamkan dan menghapus identitas dan jati diri serta kebudayaan lokal yang di "makan" oleh kekuatan global. Dan begitulah Globalisasi. Alvin Toffler menyebutnya "dunia ketiga", setelah agrikultur (dunia pertama) dan industri (dunia kedua). Pergeseran yang terjadi adalah kekuasaan dari pusat kekuasaan dengan sumbernya yakni tanah, lalu kapital (modal), dan selanjutnya penguasaan terhadap informasi (sains dan teknologi). "kejahatan dan imprealism pengetahuan" 'Hegemoni' (Antonio Gramsci) tidak hanya berkaitan dengan dominasi politik, berupa kekuatan, tetapi juga dengan dominasi budaya, melalui bahasa. Pada sistem kekuasaan yang dibutuhkan bukan hanya 'kekuatan' (senjata militer), namun yang diperlukan juga "publick consent" (penerimaan publik) yang didapat melalui mekanisme kepemimpinan kultural, begitu juga peguasaan bahasa.S...