Langsung ke konten utama

Mr. Takabbur

Aku tidak mau menerima kebenaran jika yang menyampaikan kebenaran itu rakyat kecil, orang miskin, bawahan atau pegawai. Aku tidak mau mendengar nasihat dari anak atau istriku karena aku menganggap mereka lebih rendah dariku. Aku tidak mau mendengar pembicaraan dari orang Islam yang pahamnya berbeda denganku karena aku menganggap mereka sesat dan aku berada di jalan yang paling benar. Karena aku mempunyai hubungan dekat dengan orang besar, aku ingin diperlakukan sebagai orang istimewa dan hukum apa pun tidak boleh berlaku untukku.

Karena aku merasa lebih berilmu, Aku meremehkan orang yang Aku anggap bodoh. Aku ancam mereka. Aku tertawakan kejahilan mereka. Kalau ilmuku itu ilmu agama, Aku berikan gelar-gelar yang buruk kepada orang yang Aku pandang tidak sepaham denganku. Aku khususkan surga untuk kelompokku dan neraka untuk kelompok lain. Aku sahkan semua ibadahku dan aku batalkan ibadah yang lain.

Karena aku ahli ibadah, aku merasa diriku yang paling sahih di antara seluruh makhluk di bumi ini. Aku sombong dengan shalat malamku. Aku bangga dengan bacaan Al Qur’anku. Aku tinggi hati dengan haji dan umrahku. Kemudian, aku merasa puas dengan ibadatku dan lupa dengan ahklakku di tengah-tengah masyarakat. Aku begitu puas dengan puasaku sehingga aku lupa pada fakir miskin di sekitarku. Aku begitu senang dengan shalatku sehinga aku lupa memperbaiki akhlakku.

Karena aku mempunyai kekayaan lebih dari kebanyakan orang, aku busungkan dadaku. Aku rendahkan orang-orang yang kurang kaya dibanding dengan kekayaanku. Aku ciptakan kelompok ekslusif. Aku singkirkan ke pinggir orang-orang yang lebih miskin dariku. Aku menganggap mereka tidak sederajat dan tidak sedarah denganku.

Karena aku merasa berkuasa, aku tidak segan-segan menggebuk orang yang tidak Ku sukai. Aku tidak menghiraukan penderitaan rakyat kecil yang ku tindas dengan tak semena-mena. Aku menegakkan kekuasaan di atas keringat, air mata dan darah orang-orang yang tidak berdaya.

Inilah aku. Mereka memanggilku Mr. Takabbur. Sebagian lagi sering menyebutku sebagai orang yang sebenar-benarnya gila. Demikianlah aku. Bagaimana dengan Anda? Satu saja sifat sepertiku Anda lakukan, Anda pun sama denganku. Si Takabbur yang benar-benar Gila. Anda suka?

Postingan populer dari blog ini

Quantum Learning... !

Semasa menjadi kepala sekolah di SMA Alhikam, Desa Tumbak Kec. Pusomaen Kab. Minahasa Tenggara, Aku punya murid paling berandal. Hampir setiap hari malas sekolah dan pekerjaannya mengganggu orang lain. Bahkan tercatat beberapa kali berkelahi.  Dia perokok. Tapi Aku belum pernah tahu dan apalagi melihat ia minum minuman beralkohol. Jika toh ia pernah mabuk-mabukan, Aku yakin itu tidak dilakukan saat sekolah. Namun merokok, adalah pemandangan yang sering ku lihat saat ia masih berseragam.  Suatu ketika, di belakang gedung sekolah, ia dan teman-temannya sedang asik menikmati gumpalan asap rokok. Aku meradang. Rasa-rasanya ingin ku gampar satu persatu, terutama si berandal itu. Tapi Aku khawatir. Bertindak, harus dengan pikiran jernih. Mereka semua siswa yang secara fisik dan mental teruji bertindak anarkis. Bukannya takut, Aku hanya tidak ingin ada berita beredar, guru pukul murid, murid pukul guru, guru murid baku pukul. Jelasnya, Aku pasti kalah. Mereka gerombolan soalnya. Aku ...

Syafieq, Taufik, Bilfagih Akhirnya Bill Saja | Suara Sendiri |

"Nama Itu adalah Doa" Saya menggunakan nama Syafieq Bilfagih untuk menghargai Aba - panggilan untuk ayah -. Nama ini beliau berikan namun secara resmi tidak digunakan. Aba menghargai ibu-nya yang merekomendasikan nama Saya menjadi Taufik Bilfagih.   Apapun arti kedua nama tersebut, pada dasarnya Saya sangat bersyukur. Semoga saja ia menjadi doa terbaik untuk perjalanan hidup saya.  Anda, bisa menyapa Saya dengan sebutan Syafieq, Taufik atau bahkan dengan panggilan Bill saja.  Nah, kenapa lagi Bill ?  Iya. Ini sapaan akrab Saya dulu kala masih kuliah. Sengaja Saya menggunakan kata Bill yang diambil dari nama belakang, Bilfagih. Kebetulan, sewaktu ospek - pengenalan dunia kampus -, panitia mewajibkan setiap peserta menulis inisial namanya hanya empat huruf pada tanda pengenal kami. Jika Saya mengambil dari kata Taufik, maka akan terdengar umum, Ufik.  Saya ingin terdengar unik dan jarang didengar apalagi di kampus berbasis Islam. Bill, s...

Buku Untuk Aba

Selamat Hari Ulang Tahun ke 57 Aba... Anakmu hanya bisa memberikan hadiah buku ringan. Teruslah mengajak kedamaian melalui ayat-ayat Tuhan. ========= Jadilah pembimbing kami hingga akhir hayat. Anakmu mungkin tak kuasa mengikuti jejak langkahmu. Namun, akan ku sampaikan kepada generasi yang akan datang, Bahwa, Engkau pernah hadir memberi warna hidup ini menjadi indah. ============ Terima Kasih atas ajaran cinta damai yang pernah kau torehkan untuk kami ... ! Terimalah persembahan buku Dialog Antarumat Beragama terbitan Mizan ini... Anakmu, terus mencintaimu ... !