Langsung ke konten utama

Semua Ada Yang Suka & Tidak

Ulama satu dengan yang lain saja saling kritik. Dokter satu dengan lainnya, terlibat perdebatan. Akademisi, peneliti, tokoh politik dan semua komponen sering kita temui berdebat dan bahkan saling "hujat"...

Bagaimana mungkin Anda ingin menjadi pejuang dengan mulus tanpa penilaian dari orang lain?

Zidane dipuji, tapi juga dicaci. Para Nabi yang membawa kabar Tuhan diikuti tapi justru banyak yang membangkang.

Abubakar, Umar, Usman dan Ali tak luput menjadi serangan para "negatron". 

Banyak yang suka dengan Ust. Yusuf Mansur karena bisnis dan ketokohannya, namun tidak sedikit juga orang mengkritik bahkan menggunjingnya. 

Siapa manusia hari ini yang Anda hormati? 

Habib Rizieq Shihab? KH. Said Aqil Siradj? Amin Rais? Gusdur? 

Atau Ust. Abu Janda dan Jonru? 

Siapa? 

Jokowi atau Prabowo? 

Siapa? 

Tunjukan ke saya jika mereka semua itu dicintai dan diikuti seluruh penduduk dunia, atau penduduk Indonesia? 

Mesi dan Ronaldo masing-masing punya fans dan haters. Begitu pula Ayu Tinting dan Princes Syahrini. 

Maksud saya, sebaiknya, apa yang menjadi obsesi Anda hari ini, kerjakan dan kembangkan saja. Lagian tidak abadi juga kok. Bisa saja besok atau lusa Anda akan jenuh dan berhenti. 

Jadikan kritik dan cemohan orang lain itu sebagai amunisi baru untuk melanjutkan cita-citamu.

Postingan populer dari blog ini

Quantum Learning... !

Semasa menjadi kepala sekolah di SMA Alhikam, Desa Tumbak Kec. Pusomaen Kab. Minahasa Tenggara, Aku punya murid paling berandal. Hampir setiap hari malas sekolah dan pekerjaannya mengganggu orang lain. Bahkan tercatat beberapa kali berkelahi.  Dia perokok. Tapi Aku belum pernah tahu dan apalagi melihat ia minum minuman beralkohol. Jika toh ia pernah mabuk-mabukan, Aku yakin itu tidak dilakukan saat sekolah. Namun merokok, adalah pemandangan yang sering ku lihat saat ia masih berseragam.  Suatu ketika, di belakang gedung sekolah, ia dan teman-temannya sedang asik menikmati gumpalan asap rokok. Aku meradang. Rasa-rasanya ingin ku gampar satu persatu, terutama si berandal itu. Tapi Aku khawatir. Bertindak, harus dengan pikiran jernih. Mereka semua siswa yang secara fisik dan mental teruji bertindak anarkis. Bukannya takut, Aku hanya tidak ingin ada berita beredar, guru pukul murid, murid pukul guru, guru murid baku pukul. Jelasnya, Aku pasti kalah. Mereka gerombolan soalnya. Aku ...

SATPOL PP dan PKL

Suatu ketika, SATPOL PP bikin ulah lagi. Kali ini target operasinya di sebuah pasar tradisional yang udah ada Perda bahwa pedagang tidak di izinkan untuk beraktivitas dagang di lokasi tersebut. Ada penjual langsat. Belum sempat melarikan diri, barang dagangannya di hambur oleh PP. Karena dianggap melawan, salah seorang Satpol PP mengambil sebuah langsat dan dimasukkan ke lubar “ubur” (pantat) si pedagang kecil. Ia pun menagis dan berteriak histeris. Tak puas dengan ulahnya, SatPol PP melangkah ke jalan berikutnya, mereka menemukan penjual salak. Seperti biasa, salah seorang PP memasukkan barang dagangan tersebut ke dalam pantat pedagang. Anehnya, pedagang tersebut tidak marah, mengangis dan berteriak kesakitan. Tapi justru tertawa terbahak-bahak. Ketika ditanya PP “Kenapa kamu tertawa?” tanya PP. “Hehehe, pak-pak... saya tertawa membayangkan, di sebelah saya ada teman yang lagi jualan Durian. Kasihan pantatnya bakal di masukkin durian... kikikikik” lucon si pedagang.

Lampu Botol, Merawat Tradisi Melawan Kolonialisasi

"Besok, Kamu pergi ke pasar, cari pedagang yang menjual lampu botol. Beli 5 buah ya !" Perintah Ibu kepadaku.  "Memangnya, buat apa lampu botol itu, Ibu?"  "Loh, ini kan sudah akhir Ramdhan. Sudah menjadi tradisi keluarga kita sejak dulu untuk menyalakan lampu botol diakhir Ramdhan." Ibu menjelaskan. Karena masih penasaran, Aku terus mengejar dengan pertanyaan. "Boleh Ibu jelaskan, mengapa tradisi ini harus ada?" "Nak, Ibu tidak tahu persis dengan makna hakikinya. Ibu hanya pernah dijelaskan singkat oleh kakekmu. Menurutnya, lampu botol ini bermakna untuk menyambut lailatul qadar. Karena dulu tidak ada listrik. Sementara untuk menyambut malam ganjil yang special itu, masyarakat harus menerangi rumah dan lingkungannya. Selain itu, masih menurut kakekmu, lampu botol ini dipasang karena banyak masyarakat yang akan membagikan zakat fitrah setelah Tarawih. Jadi butuh penerangan." Terang Ibu. Aku masih belum puas d...